Powered By Blogger

Sabtu, 16 Juli 2011

Wisata Kota Subang

Foto Objek Wisata
Air Panas Ciater

Sari Ater Hot Spring Resort atau lebih dikenal dengan obyek wisata air panas Ciater, terletak pada kawasan pegunungan Subang, di kaki gunung Tangkubanparahu, tepatnya di Desa Ciater, Kecamatan Ciater Kab.Subang...






Foto Objek Wisata
Capolaga Adventure Camp

Capolaga Adventure Camp mempunyai keindahan ekosistem sungai Cimuja yang unik berupa air terjun Cimuja, air terjun Karembong dan air terjun Sawer yang dikelola secara kaidah alam...






Foto Objek Wisata
Ciater SPA Resort

Ciater Spa adalah suatu tempat medical & health centre yang juga memberikan fasilitas wisata. Di Ciater Spa Resort ini pengunjung dapat melakukan pengobatan secara modern dan canggih untuk merehabilitasi berbagai penyakit sambil berekreasi bersama keluarga di sana...






Foto Objek Wisata
Curug Agung / Batu Kapur

Curug Agung yang dikenal dengan nama Batu Kapur, terletak di Desa Curug Agung Kec. Sagalaherang. Berdasarkan pengalaman para pengunjung yang datang untuk berendam di kolam air panas tersebut...






Foto Objek Wisata
Curug Cileat

Lokasi curug ini terletak di Kecamatan Cisalak Kab. Subang, dengan ketinggian curug ± 100 m, ditambah udara yang sejuk dan akan bermunculan pelangi-pelangi kecil memantul dari air terjun...






Foto Objek Wisata
Desa Wisata Sari Bunihayu

Desa Wisata Sari Bunihayu berlokasi di wilayah pegunungan terletak dibagian selatan Kota Subang dengan ketinggian antara 500-1700 Dpl, luas sekitar 3 ha dan berdiri pada tahun 2002, mempunyai Ciri Khas Wisata Alam dan Budaya (Seni Tradisi). Dapat dijangkau dari berbagai penjuru kota karena letaknya sangat strategis, hanya 3 menit dari jalan regional Subang-Bandung. Tampil dengan konsep rekreasi terpadu bagi keluarga yang mendambakan suasana alami pesawahan dan alam pedesaan yang nyaman dan sejuk.






Foto Objek Wisata
Desa Wisata Wangunharja

Merupakan salah satu gambaran desa yang ada di daerah Subang dengan adat istiadat dan kebudayaan yang masih kental dan sampai sekarang adat istiadat tersebut masih terus dilaksanakan...






Foto Objek Wisata
Kawah Tangkuban Parahu

Kawah Tangkubanparahu merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di wilayah selatan Kab. Subang, berada pada ketinggian 2084 m di atas permukaan laut. Keindahan alam dengan deretan kawah yang membentang dan kesejukan udara pegunungan yang khas...


Foto Objek Wisata
Kolam Renang Ciheuleut

Wisata Kolam Renang Ciheuluet, terletak di kota Subang yang menempati area seluas ± 2 ha, tepatnya di Hutan Kota Subang dan tampil dengan konsep rekreasi terpadu bagi keluarga yang mendambakan suasana alami
 






Foto Objek Wisata
Kolam Renang Tirta Galih

Kolam Renang Tirta Galih, terletak di kota Subang yang menempati area seluas ± 2 ha, airnya berasal dari sumber mata air yang bersih, jernih dan mudah untuk digunakan untuk mandi...
 






Foto Objek Wisata
Pacuan Kuda Ciater (Ciater Higland Resort)

Pusat Pacuan Kuda Ciater terletak dalam kawasan Ciater Higland Resort di tengah perkebunan teh yang menghampar luas, adalah merupakan salah satu pusat pacuan kuda yang mempunyai fasilitas cukup lengkap bagi para penggemar olah raga berkuda...
 






Foto Objek Wisata
Pantai Kalapa Patimban

Pantai Kalapa Patimban merupakan salah satu obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Subang yang mempunyai daya tarik khas wisata pantai...
 






Foto Objek Wisata
Pantai Pondok Bali

Hamparan pasir yang membentang di pesisir laut utara menjadikan ciri khas wisata pantai ini. Para wisatawan yang berkunjung ke obyek ini dapat melakukan kegiatan rekreasi seperti berenang...
 






Foto Objek Wisata
Penangkaran Buaya Blanakan

Penangkaran Buaya Blanakan terletak di Kecamatan Blanakan Kab. Subang. Di lokasi ini dikembangkan penangkaran buaya jenis muara yang berjumlah kurang lebih 200 ekor terdiri dari buaya jantan dan betina lengkap dengan habitatnya...
 






Foto Objek Wisata
Wisata Pancing Terpadu Lembah Gunung Kujang

Wisata pancing terpadu Lembah Gunung Kujang menempati area seluas 3 ha, tepat di bawah kaki Gunung Kujang, dan tampil dengan konsep rekreasi terpadu bagi keluarga yang mendambakan suasana alami. Keunggulan Wisata pancing Lembah Gunung Kujang...

Keagamaan

Perkembangan sektor keagamaan di Kabupaten Subang merupakan proses yang berkaitan dengan berbagai sektor kehidupan lainnya. Masyarakat Kabupaten Subang mayoritas beragama Islam, merupakan aset serta potensi dasar untuk mewujudkan visi pembangunan.


Mesjid Agung Subang

Kehidupan beragama di Kabupaten Subang menunjukan kondisi yang mantap,. Hal ini ditandai dengan makin terwujudnya kerukunan hidup antar umat beragama, baik antar umat dalam satu agama maupun antar umat dalam agama yang berbeda.

Adapun tempat peribadatan yang tersebar di Kabupaten Subang, pada tahun 2009 terdapat 2.251 mesjid, 4.028 mushola/langgar dan 42 buah gereja.

Untuk sub sektor pendidikan keagamaan yang tersebar di Kabupaten Subang,  pada tahun 2009 terdapat 561 madrasah diniyah swasta, 3 madrasah ibtidaiyah negeri (532 murid) dan 99 madrasah ibtidaiyah swasta (10.509 murid), 6 madrasah tsanawisah negeri (3.106 murid) dan 54 madrasah tsanawiyah swasta (10.410 murid), 2 madrasah aliyah negeri (644 murid) dan 22 madrasah aliyah swasta (2.145 murid). Adapun untuk pondok pesantren, dalam tahun 2009 berjumlah 363 buah dengan jumlah santri sebanyak 27.030 orang.

Makna Lambang Kabupaten Subang

Lambang Kabupaten SubangGambar

Perisai Bersudut Lima
Menggambarkan makna keselamatan negara, bangsa, agama, masyarakat, dan agama

Pohon Beringin Bergelombang 17 Dengan Akar Tunjang Delapan
Menggambarkan aspek sejarah Kabupaten Subang (Kutawaringin); kesatuan bangsa yang berjiwa Pancasila dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945; pemerintahan sebagai pelindung rakyat; dan pelaksanaan pembangunan daerah bidang material maupun spiritual

Benteng Berkepala Lima Serta Benteng Bagian Bawah Berbata Empat dan Lima di Bawah Pohon Beringin
Menggambarkan Pancasila sebagai landasan idiil dan Undang-undang Dasar 1945 yang berkaitan pula dengan makna pembangunan material dan spiritual

Bintang Kuning Bersudut Lima
Menggambarkan karakteristik masyarakat Kabupaten Subang yang selalu bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan mengangungkan agama.

Teks

“Benteng Pancasila”
Menggambarkan warga Kabupaten Subang yang senantiasa membentengi Pancasila sebagai landasan idiil negara dari pihak-pihak yang akan menyelewengkannya. Teks ini juga menggambarkan tekad masyarakat Kabupaten Subang untuk menjadikan Pancasila sebagai benteng mental dalam mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridoi Tuhan yang Maha Esa

“Karya Utama Satya Negara”
Menggambarkan keutamaan karya untuk kepentingan negara, bangsa, dan agama

Warna

Kuning mas pada pinggir perisai, pinggir pohon beringin, dan garis pinggir benteng, serta bintang
Menggambarkan keluhuran budi dan kebesaran jiwa

Hijau tua pada dasar perisai
Menggambarkan kesuburan tanah

Coklat
Menggambarkan kawasan pedataran

Hijau muda
Menggambarkan kawasan pegunungan

Biru
Menggambarkan kawasan pantai

Sejarah Kota Subang JABAR

  • Prasejarah
Bukti adanya kelompok masyarakat pada masa prasejarah di wilayah Kabupaten Subang adalah ditemukannya kapak batu di daerah Bojongkeding (Binong), Pagaden, Kalijati dan Dayeuhkolot (Sagalaherang). Temuan benda-benda prasejarah bercorak neolitikum ini menandakan bahwa saat itu di wilayah Kabupaten Subang sekarang sudah ada kelompok masyarakat yang hidup dari sektor pertanian dengan pola sangat sederhana.
Selain itu, dalam periode prasejarah juga berkembang pula pola kebudayaan perunggu yang ditandai dengan penemuan situs di Kampung Engkel, Sagalaherang.
 
  • Hindu
Pada saat berkembangnya corak kebudayaan Hindu, wilayah Kabupaten Subang menjadi bagian dari 3 kerajaan, yakni Tarumanagara, Galuh, dan Pajajaran. Selama berkuasanya 3 kerajaan tersebut, dari wilayah Kabupaten Subang diperkirakan sudah ada kontak-kontek dengan beberapa kerajaan maritim hingga di luar kawasan Nusantara. Peninggalan berupa pecahan-pecahan keramik asal Cina di Patenggeng (Kalijati) membuktikan bahwa selama abad ke-7 hingga abad ke-15 sudah terjalin kontak perdagangan dengan wilayah yang jauh. Sumber lain menyebutkan bahwa pada masa tersebut, wilayah Subang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda. Kesaksian Tome’ Pires seorang Portugis yang mengadakan perjalanan keliling Nusantara menyebutkan bahwa saat menelusuri pantai utara Jawa, kawasan sebelah timur Sungai Cimanuk hingga Banten adalah wilayah kerajaan Sunda.

fosil

  • Islam

Masa datangnya pengaruh kebudayaan Islam di wilayah Subang tidak terlepas dari peran seorang tokoh ulama, Wangsa Goparana yang berasal dari Talaga, Majalengka. Sekitar tahun 1530, Wangsa Goparana membuka permukiman baru di Sagalaherang dan menyebarkan agama Islam ke berbagai pelosok Subang.

  • Kolonialisme

Pasca runtuhnya kerajaan Pajajaran, wilayah Subang seperti halnya wilayah lain di P. Jawa, menjadi rebutan berbagai kekuatan. Tercatat kerajaan Banten, Mataram, Sumedanglarang, VOC, Inggris, dan Kerajaan Belanda berupaya menanamkan pengaruh di daerah yang cocok untuk dijadikan kawasan perkebunan serta strategis untuk menjangkau Batavia. Pada saat konflik Mataram-VOC, wilayah Kabupaten Subang, terutama di kawasan utara, dijadikan jalur logistik bagi pasukan Sultan Agung yang akan menyerang Batavia. Saat itulah terjadi percampuran budaya antara Jawa dengan Sunda, karena banyak tentara Sultan Agung yang urung kembali ke Mataram dan menetap di wilayah Subang. Tahun 1771, saat berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang, di Subang, tepatnya di Pagaden, Pamanukan, dan Ciasem tercatat seorang bupati yang memerintah secara turun-temurun. Saat pemerintahan Sir Thomas Stamford Raffles (1811-1816) konsesi penguasaan lahan wilayah Subang diberikan kepada swasta Eropa. Tahun 1812 tercatat sebagai awal kepemilikan lahan oleh tuan-tuan tanah yang selanjutnya membentuk perusahaan perkebunan Pamanoekan en Tjiasemlanden (P & T Lands). Penguasaan lahan yang luas ini bertahan sekalipun kekuasaan sudah beralih ke tangan pemerintah Kerajaan Belanda. Lahan yang dikuasai penguasa perkebunan saat itu mencapai 212.900 ha. dengan hak eigendom. Untuk melaksanakan pemerintahan di daerah ini, pemerintah Belanda membentuk distrik-distrik yang membawahi onderdistrik. Saat itu, wilayah Subang berada di bawah pimpinan seorang kontrilor BB (bienenlandsch bestuur) yang berkedudukan di Subang.

  • Nasionalisme

Tidak banyak catatan sejarah pergerakan pada awal abad ke-20 di Kabupaten Subang. Namun demikian, Setelah Kongres Sarekat Islam di bandung tahun 1916 di Subang berdiri cabang organisasi Sarekat Islam di Desa Pringkasap (Pabuaran) dan di Sukamandi (Ciasem). Selanjutnya, pada tahun 1928 berdiri Paguyuban Pasundan yang diketuai Darmodiharjo (karyawan kantor pos), dengan sekretarisnya Odeng Jayawisastra (karyawan P & T Lands). Tahun 1930, Odeng Jayawisastra dan rekan-rekannya mengadakan pemogokan di percetakan P & T Lands yang mengakibatkan aktivitas percetakan tersebut lumpuh untuk beberapa saat. Akibatnya Odeng Jayawisastra dipecat sebagai karyawan P & T Lands. Selanjutnya Odeng Jayawisastra dan Tohari mendirikan cabang Partai Nasional Indonesia yang berkedudukan di Subang. Sementara itu, Darmodiharjo tahun 1935 mendirikan cabang Nahdlatul Ulama yang diikuti oleh cabang Parindra dan Partindo di Subang. Saat Gabungan Politik Indonesia (GAPI) di Jakarta menuntut Indonesia berparlemen, di Bioskop Sukamandi digelar rapat akbar GAPI Cabang Subang untuk mengenukakan tuntutan serupa dengan GAPI Pusat.

  • Jepang

Pendaratan tentara angkatan laut Jepang di pantai Eretan Timur tanggal 1 Maret 1942 berlanjut dengan direbutnya pangkalan udara Kalijati. Direbutnya pangkalan ini menjadi catatan tersendiri bagi sejarah pemerintahan Hindia Belanda, karena tak lama kemudian terjadi kapitulasi dari tentara Hindia Belanda kepada tentara Jepang. Dengan demikian, Hindia Belanda di Nusantara serta merta jatuh ke tangan tentara pendudukan Jepang. Para pejuang pada masa pendudukan Belanda melanjutkan perjuangan melalui gerakan bawah tanah. Pada masa pendudukan Jepang ini Sukandi (guru Landschbouw), R. Kartawiguna, dan Sasmita ditangkap dan dibunuh tentara Jepang.

  • Merdeka

Proklamasi Kemerdekaan RI di Jakarta berimbas pada didirikannya berbagai badan perjuangan di Subang, antara lain Badan Keamanan Rakyat (BKR), API, Pesindo, Lasykar Uruh, dan lain-lain, banyak di antara anggota badan perjuangan ini yang kemudian menjadi anggota TNI. Saat tentara KNIL kembali menduduki Bandung, para pejuang di Subang menghadapinya melalui dua front, yakni front selatan (Lembang) dan front barat (Gunung Putri dan Bekasi). Tahun 1946, Karesidenan Jakarta berkedudukan di Subang. Pemilihan wilayah ini tentunya didasarkan atas pertimbangan strategi perjuangan. Residen pertama adalah Sewaka yang kemudian menjadi Gubernur Jawa Barat. Kemudian Kusnaeni menggantikannya. Bulan Desember 1946 diangkat Kosasih Purwanegara, tanpa pencabutan Kusnaeni dari jabatannya. Tak lama kemudian diangkat pula Mukmin sebagai wakil residen. Pada masa gerilya selama Agresi Militer Belanda I, residen tak pernah jauh meninggalkan Subang, sesuai dengan garis komando pusat. Bersama para pejuang, saat itu residen bermukim di daerah Songgom, Surian, dan Cimenteng. Tanggal 26 Oktober 1947 Residen Kosasih Purwanagara meninggalkan Subang dan pejabat Residen Mukmin yang meninggalkan Purwakarta tanggal 6 Februari 1948 tidak pernah mengirim berita ke wilayah perjuangannya. Hal ini mendorong diadakannya rapat pada tanggal 5 April 1948 di Cimanggu, Desa Cimenteng. Di bawah pimpinan Karlan, rapat memutuskan : 1.Wakil Residen Mukmin ditunjuk menjadi Residen yang berkedudukan di daerah gerilya Purwakarta. 2.Wilayah Karawang Timur menjadi Kabupaten Karawang Timur dengan bupati pertamanya Danta Gandawikarma. 3.Wilayah Karawang Barat menjadi Kabupaten Karawang Barat dengan bupati pertamanya Syafei. Wilayah Kabupaten Karawang Timur adalah wilayah Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta sekarang. Saat itu, kedua wilayah tersebut bernama Kabupaten Purwakarta dengan ibukotanya Subang. Penetapan nama Kabupaten Karawang Timur pada tanggal 5 April 1948 dijadikan momentum untuk kelahiran Kabupaten Subang yang kemudian ditetapkan melalui Keputusan DPRD No. : 01/SK/DPRD/1977.
kumpulan bupati subang
Peta Kabupaten Subang


Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten di kawasan utara Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah seluas 205.176,95 ha atau 6,34 % dari luas Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini terletak di antara 107º 31' sampai dengan 107º 54' Bujur Timur dan 6º 11' sampai dengan 6º 49' Lintang Selatan.

Secara administratif, Kabupaten Subang terbagi atas 253 desa dan kelurahan yang tergabung dalam 22 kecamatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pembentukan Wilayah Kerja Camat, jumlah kecamatan bertambah menjadi 30 kecamatan.

Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Subang adalah di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, di sebelah barat dengan Kabupaten Purwakarta dan Karawang, di sebelah timur dengan Kabupaten Sumedang dan Indramayu dan Laut Jawa yang menjadi batas di sebelah utara.
 
  • Rumah Makan Ala Kota Subang
 
Foto Objek Wisata
Bakso Jampang

Bakso Pak Jampang terletak di jln S. Parman No. 20, tepatnya terletak di depan Lapang alun-alun Subang. Buka setiap hari dari siang hingga malam hari. Bakso Mas Jampang mempunyai ciri khas...
 






Foto Objek Wisata
Mang Yeye

RM. Mang Yeye terletak di lintasan jalan raya Kalijati – Subang, sehingga mudah ditempuh baik dari Jakarta yang akan menuju Bandung via Subang, atau sebaliknya. Rumah makan dengan luas 1000 m2...
 






Foto Objek Wisata
RM Sangkuriang

RM. Sangkuriang terletak di lintasan jalan raya utama Subang menuju Bandung, sehingga mudah ditempuh baik dari Subang yang akan menuju Bandung maupun sebaliknya. Jarak yang ditempuh sekitar 11 Km dari kota Subang ...
 






Foto Objek Wisata
RM Saung Raos

RM Saung Raos terletak di lintasan jalan raya Subang - Pagaden, dengan jarak tempuh sekitar 12 Km dari kota Subang menuju Pagaden, sehingga mudah ditempuh baik dari Pamanukan ...
 






Foto Objek Wisata
RM Sedap

Di kota Subang, ada suatu tempat Rumah Makan yang berdiri tahun 60’an yaitu RM. Sedap, terletak di jalan raya Letjen Suprapto tepatnya di Pertokoan kota Subang, Buka tiap hari dari jam 08.00 sampai 21.00 Wib, didukung oleh 9 karyawan dan dapat menampung +/- 50 org, bangunanya 2 tingkat...
 






Foto Objek Wisata
RM. Arum Sari

Di kota Subang, ada Rumah Makan yang sering dikunjungi oleh pengunjung yaitu RM. Arum Sari, terletak di lintasan jalan raya Ahmad Yani Subang menuju Bandung tepatnya di depan SD, SMP Yosudarso Subang, Buka tiap hari dari jam 10.00 sampai 21.00 Wib. RM Arum Sari...
 

What is Blog URL and How to get URL of your blog?

What is Blog URL and How to get URL of your blog?: "What is Blog URL and How to get URL of your blog?"